Jumat, 01 Maret 2013

Tapak Suci Gresik


Ikrar Anggota
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
1.      Setia menjalankan ibadah dengan ikhlas karena Allah semata
2.    Mengabdi kepada Allah, berbakti kepada bangsa dan negara, serta membela keadilan dan kebenaran.
3.    Menjauhkan diri dari segala perangai dan tingkah laku yang tercela.
4.    Mencari perdamaian dan kasih sayang serta menjauhi perselisihan dan permusuhan.
5.     Patuh dan taat kepada peraturan-peraturan serta percaya kepada kebijaksanaan pimpinan.
6.    Dengan IMAN dan AKHLAQ saya menjadi kuat, tanpa IMAN dan AKHLAQ saya menjadi lemah.
Laa hawla wa laa kuwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim

Jumat, 11 Januari 2013

JENJANG TINGKATAN TAPAK SUCI


 
Untuk menjamin penguasaan keilmuan bagi para anggotanya, Perguruan TAPAK SUCI menganut sistem Jenjang/Tingkat Sabuk.Setiap kenaikan Tingkat Sabuk dilakukan melalui Ujian Kenaikan Tingkat, sehingga sabuk ketingkatan di dalam Perguruan TAPAK SUCI bukanlah merupakan pemberian atau hadiah. Setiap orang di dalam Perguruan TAPAK SUCI dituntut dapat mempertanggung jawabkan Tingkat Sabuk yang disandangnya itu--termasuk dari mana dan dengan cara apa mendapatkannya, dan dituntut sanggup sebagai teladan yang utama. Perguruan TAPAK SUCI bukanlah sebuah perguruan yang person-centris (berpusat pada pengkultusan seseorang atau sabuk), maka setiap orang dengan tingkat sabuk lebih tinggi tidak dapat merasa seolah-olah bahwa perguruan TAPAK SUCI adalah miliknya sendiri. Hal ini termasuk berlaku pada setiap tingkat Pimpinan. Bahkan sebaliknya, setiap orang di dalam Perguruan TAPAK SUCI memiliki kewajiban yang sama dalam penegakkan hukum dan aturan organisasi. Sebagai gerakan, Perguruan TAPAK SUCI memiliki jalur dan tingkat pimpinan yang jelas yang masing-masing telah diatur wewenang dan wilayah tugasnya. Hal ini menyiratkan bahwa seseorang dengan tingkat sabuk yang lebih tinggi tetap taat pada aturan, karena Hukum dan Aturan adalah kedaulatan tertinggi. Jenjang ketingkatan di dalam Perguruan TAPAK SUCI terdiri dari 15 (lima belas) tingkat, yang terbagi dalam 3 gugus jenjang besar yaitu: SISWA, KADER, dan PENDEKAR.
 
JENJANG SISWA
SISWA adalah sebutan untuk murid yang belajar pada Perguruan. Jenjang SISWA adalah jenjang pendidikan utama yang berisi pendasaran, bagi siapa pun yang dibina oleh Perguruan TAPAK SUCI. Masa pendidikan SISWA ditempuh sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan tiap tingkat. Namun ini bukan berarti setiap enam bulan seorang SISWA boleh naik tingkat, tanpa menguasai materi pendidikan dan pembinaan. Setiap SISWA berhak mendapatkan pendidikan dan pembinaan sesuai tingkatnya. Apabila sudah menempuh dan menyelesaikan pendidikan dan pembinaan sesuai tingkatnya, seorang SISWA berhak mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat.

  Siswa Dasar

  Siswa Satu

  Siswa Dua

  Siswa Tiga

  Siswa Empat

JENJANG KADER

 KADER, adalah jenjang bagi seseorang yang telah selesai dan dinyatakan lulus menempuh pendidikan dan pembinaan pada jenjang SISWA. Pendidikan dan pembinaan dilakukan sekurang-kurangnya selama 1 tahun per tingkat. Dalam setahun itu seorang KADER memenuhi seluruh materi pendidikan dan pembinaan sebelum akhirnya dinyatakan SANGGUP untuk mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat. Walaupun sudah lebih dari 1 tahun namun KADER ybs belum selesai menguasai materi pendidikan dan pembinaan, maka KADER ybs dinyatakan tidak sanggup sehingga tidak mendapatkan hak untuk mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat.
 Pada jenjang KADER juga dilakukan pendidikan dan pembinaan ke-Pelatih-an. PELATIH, adalah sebutan bagi seseorang yang telah dinyatakan sanggup dan berkemampuan, sehingga kepadanya berhak untuk bertugas sebagai pelaksana pendidikan dan pembinaan untuk jenjang SISWA. Tidak semua KADER itu adalah PELATIH, karena keterbatasan waktu dan lain sebagainya. Namun untuk menjadi PELATIH harus bertingkat KADER. Setiap KADER berlomba-lomba mengumpulkan jam terbang yang tinggi baik dalam kegiatan keilmuan maupun organisasi, termasuk yang berupa penugasan, pendalaman, dan penelitian. Jenjang KADER juga menuntut pergorbanan yang lebih besar serta kesanggupan mempertanggung jawabkan keilmuan dan keahliannya. 

  Kader Dasar

  Kader Muda

  Kader Madya

  Kader Kepala

  Kader Utama
JENJANG PENDEKAR
 Jenjang PENDEKAR adalah jenjang tertinggi dalam tingkat sabuk di Perguruan TAPAK SUCI. Untuk mencapai jenjang PENDEKAR diperlukan jam terbang yang tinggi karena dituntut  memiliki kesanggupan dalam mempertanggung jawabkan keilmuan dan keahliannya, dengan menyumbangkan pengorbanan yang lebih besar serta sanggup menjadi tauladan yang utama. 
   Pendekar Muda

  Pendekar Madya
  Pendekar Kepala
  Pendekar Utama

  Pendekar Besar

Sejarah Tapak Suci


Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872 memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada.
Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :
  • Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
  • M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
  • Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara 
Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.
Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus  mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada  A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.
K. H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.

Kauman, Seranoman dan Kasegu

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan "Kauman", yang beraliranBanjaran.
Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.
M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman".  Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan "Kasegu"
Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.

Lahirnya Tapak Suci

Moh. Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.
Pendekar Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.
Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.
Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci

Senjata Khas TAPAK SUCI


Definisi senjata adalah alat yang dipakai untuk berkelahi atau berperang. Dengan kata lain senjata merupakan alat bantu yang digunakan manusia untuk membela diri ketika terjadi perseteruan menyelesaikan konflik/masalah/perseteruan. Senjata dalam arti luas berarti alat untuk menyelesaikan konflik/masalah/perseteruan. Sedangkan Segu adalah singkatan dari kata "serba guna".
Kasegu (disingkat Segu), adalah nama senjata khas TAPAK SUCI. Senjata ini diciptakan oleh Bapak M.Barie Irsjad, Pendekar Pendiri TAPAK SUCI. Segu diabadikan menjadi lambang Anggota TAPAK SUCI.
Keistimewaan senjata Segu ini adalah bentuknya yang berlafadzkan "MUHAMMAD". Jika diperhatikan dengan seksama maka senjata ini membentuk kaligrafi yang terdiri dari huruf 'mim', 'ha', mim', dan 'dal' yang membentuk lafadz 'Muhammad' (Rasulullah SAW).
Pesan pendidikan yang terdapat pada Senjata Khas Segu ini antara lain:
  1. Lafadz 'Muhammad', mencerminkan sebagai pengikut Muhammad Rasulullah SAW.
  2. Bentuknya sederhana, mencerminkan tuntunan sikap Rasulullah SAW.
  3. Memenuhi syarat sebagai senjata untuk pembelaan diri, yaitu antara lain memenuhi unsur keperluan beragam gerak dan lintasan.
Dengan demikian  Senjata Segu yang merupakan senjata khas TAPAK SUCI memiliki makna bahwa anggota TAPAK SUCI adalah pengikut Muhammad Rasulullah SAW; berarti wajib atas dirinya dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut dirinya, keluarganya, atau kelompoknya, untuk Ittiba' Uswatun Hasanah yang dituntunkan Rasulullah SAW; dengan penuh keyakinan dan berserah diri kepada Allah SWT; akan terselesaikannya masalah yang dihadapi. Hakikat dari sikap ini adalah keyakinan bahwa Akhlaqul Karimah yang telah dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah SAW merupakan sumber kekuatan yang ampuh untuk mengatasi masalah dan menuju keselamatan fid duniya wal akhirat.
Senjata Segu yang asli bukanlah senjata tajam (bukan meruncing), melainkan tumpul pada ujungnya. Segu yang dibuat meruncing pada ujungnya digunakan pada acara maupun kegiatan perguruan (pembukaan), ditancapkan pada wadah/tempat tertentu (misalnya, batang pisang), dan baru dicabut setelah acara selesai (ditutup). Senjata Segu yang asli bisa ditampilkan sedangkan yang ditancapkan adalah senjata yang tajam.
TAPAK SUCI mengoperasikan berbagai macam jenis senjata mulai dari senjata pendek, senjata panjang, maupun senjata lentur. Permainan Senjata merupakan salah satu keilmuan ragawi yang diwariskan di TAPAK SUCI. Hal ini diperkuat dengan rumusan oleh Pendekar M.Barie Irsjad yang mendapat pengertian bahwa seseorang dapat melawan senjata kalau dapat main senjata. Karena itulah pada jenjang Siswa Empat diajarkan dasar senjata Toya, yang merupakan ibu dari segala macam senjata.
Penguasaan  senjata memang sudah diwarisi dari para sesepuh TAPAK SUCI. Sejak era cikal bakal TAPAK SUCI, sudah dikenal senjata Alif, yaitu senjata tunggal dari besi sejengkal, berlafadz Alif, yang diciptakan oleh Pendekar Besar M.Wahib. Bahkan menurut riwayat, Pendekar Besar M.Wahib bisa mengubah sehelai handuk menjadi sebuah senjata yang dapat diandalkan. Ada pula senjata Alif yang dikembangkan oleh Pendekar Besar M.Barie Irsjad, berukuran lebih panjang, dengan diameter yang lebih besar, dan diberi sedikit pemberat di ujungnya. Hingga kini kedua-dua senjata Alif ini masih tersimpan rapi oleh TAPAK SUCI.
Golok Mawar, dan Tombak Naga, adalah dua senjata lain yang juga diciptakan oleh Bapak M.Barie Irsjad. Golok Mawar memiliki sifat menusuk dan menggores. Sedangkan Tombak Naga memiliki sifat menusukmenggores, dan melibat. Golok Mawar dan Tombak Naga pernah disosialisasikan pada Job Training Kader TAPAK SUCI pada tahun 1999. Pada penampilannya, Golok Mawar bisa ditampilkan dalam bentuk Golok Mawar Kembar.
Senjata GOLOK MAWAR
Senjata GOLOK MAWAR

Senjata TOMBAK NAGA
Senjata TOMBAK NAGA

Keilmuan Seni Beladiri TAPAK SUCI - sebuah tinjauan singkat


l. PENDAHULUAN
Ilmu beladiri telah lama dikenal oleh bangsa Indonesia, bahkan berpuluh - puluh tahun sebelum Indonesia merdeka, nenek moyang kita telah mampu meletakkan dasar - dasar keilmuan beladiri. Sebagai warisan budaya bangsa ilmu beladiri akhirnya berkembang pesat, tidak ketinggalan pula di kampung Kauman, beberapa tahun sebelum kelahiran Tapak Suci, berbagai macam aliran telah pula tumbuh dan berkembang dengan pesat., serta melahirkan generasi - generasi penerus ilmu tersebut.
Pada dasarnya, ilmu beladiri  terdiri dari dua macam aliran, yaitu :
1. llmu beladiri  bardasarkan akal sehat (rasional)
2. Ilmu beladiri berdasarkan rasa (emosi)

Akal berfungsi sebagai wadah penghimpun ilmu Allah yang tidak terbatas, bahkan semakin lama semakin dapat dikembangkan. Ilmu adalah penemuan yang tidak diragukan lagi kebenarannya, dan ditemukan melalui proses uji coba. Ilmu beladiri adalah ilmu untuk kesejahteraan dunia dan akhirat yang berdasarkan prinsip -prinsip beladiri, yaitu membela diri sendiri, dan bila mampu juga dapat membela orang lain. Sedangkan rasa (emosi) jika tidak dikendalikan dapat mematikan akal, sehingga kegiatan yang hanya berdasarkan rasa belaka, semata - mata hanya akan mengumbar nafsu dan emosi manusia.


II. PEMAHAMAN BELADIRI TAPAK SUCI
A. KEKUATAN
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci dan bersih, dosa terjadi setelah seorang manusia dipandang mampu menggunakan akal dan pikirannya ( dewasa ) sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam menjalani hidupnya

Manusia mulai mengenal beberapa macam kekuatan, yaitu
  1. kekuatan alam;
  2. kekuatan manusia yang timbul dari dalam diri manusia, dan
  3. kekuatan yang berasal dari Allah yang dapat berbentuk rahmat ataupun mukjizat/karomah yang kesemuanya merupakan sunatullah.

A.1. Kekuatan Alam
Kekuatan yang dikandung oleh sifat fisis alam, dan masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan. Bumi yang dianggap memiliki kekuatan dahsyat., karena sanggup mengangkat tanah dan batu-batu, menghasilkan grafitasi dan sebagainya, namun dalam ukuran yang seimbang, tenaga bumi kalah kuat dengan tenaga besi, tenaga besi masih kalah dengan tenaga api, adapun tenaga api kalah dengan tenaga air, tenaga air yang dapat mengalahkan tenaga api dan tenaga bumi, masih kalah dengan udara (gas). Udara dapat menimbulkan gelombang, kemudian udara tersebut akan mengatur gerak gelombang itu, tetapi sekuat-kuatnya udara, masih kalah kuat dengan "getaran Listrik". Pergeseran getaran listrik negatif dengan positif di udara akan menggoncangkan udara.

A.2. Kekuatan Manusia
Kita sebagai umat Islam mempercayai bahwa manusia berasal dari Tanah (sari bumi). Sari bumi yang dimakan oleh manusia, pada proses selanjutnya sari bumi tersebut dialirkan keseluruh tubuh dengan zat besi yang selanjutnya terjadi proses pembakaran, proses pembakaran sangat membutuhkan zat oksigen, selain itu manusia juga membutuhkan air untuk menyambung kelangsungan hidupnya, air tersebut berasal dari minuman, buah-buahan, dan sebagainya. Selain itu semua manusia juga mempunyai kekuatan listrik yang berpusat di Otak atau Syaraf, sehingga lndera dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa pada hakekatnya, dalam diri manusia terdapat semua sumber "kekuatan alam".

A.3. Kekuatan yang berasal dari Allah
Sernua kekuatan yang ada di burm terutama kekuatan yang dipunyai manusia biasa merupakan kekuatan yang berasal dari Allah 5WT, yaitu dalam bentuk rahmat dan karunia Nya. Kita cukup berbahagia dikarunia tubuh yang lengkap dengan fungsinya masing -masing. Fungsi masing - masing organ tubuh yang dapat digunakan dengan tepat, panca indira serta kemampuan manusia untuk berihtiar mencari keselamatan dunia dan akhirat merupakan kekuatan yang berasal dari Allah SWT dan tiada ternilai.


B. ILMU BELADIRI TAPAK SUCI
Ilmu beladiri Tapak Suci mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan Perguruan Pencak Silat yang lain, Tapak Suci merupakan Pencak Silat murni tradisional, karena menghimpun berbagai ilmu pencak silat, dan mengungkapkan ilmu-ilmu tersebut. Ilmu beladiri Tapak Suci termasuk aliran Rasional, yang memanfaatkan kemampuan akal, dengan memfungsikan kegunaan fisik beserta perangkatnya yang ada dalam tubuh manusia, sehingga dapat berfungsi secara tepat antara organ yang ada kaitannya satu dengan lainnya, serta saling isi mengisi, pada saat dibutuhkan.

Karena terbatasnya kemampuan akal, maka akal harus diisi dengan ilmu yang serba menyelamatkan manusia, dengan tidak mengabaikan peranan wahyu Allah, namun berusaha melaksanakan pesan pengarahan Allah.

Dalam dunia persilatan ada dua macarn “tenaga” yang digunakan untuk membela dirinya dari ancaman makhluk lain, yaitu; l) Tenaga luar, dan 2) Tenaga dalam (dulu lebih dikenal dengan sebutan tenaga cadangan).

l) Tenaga luar
Pengertian tenaga luar menurut masyarakat pada umumnya adalah gerakan yang dilakukan oleh gerakan tubuh, namun menurut pengertian beladiri adalah tenaga yang dikomando oleh akal.

2) Tenaga Dalam
Menurut pengertian masyarakat pada umumnya, tenaga dalam adalah kekuatan terpadu antara jasmani dengan kesadaran yang berhubungan dengan konsentrasi. Kekuatan Tenaga Dalam di Tapak Suci adalah perpaduan antara kekuatan fisik dengan kesadaran (konsentrasi), serba organis, tahu manfaat ketika menggunakannya, sadar fikiran serta inderanya, dan dilatih secara kontinyu.

Ilmu yang dituangkan dalam Tapak Suci berdasarkan pada kecepatan dan ketepatan, sehingga di Perguruan Tapak Suci tidak diajarkan mantera-mantera, lelaku, puasa khusus untuk mencapai ilmu tertentu dan sebagainya, tapi semua ilmu yang diajarkan selama ini adalah ilmu yang berdasarkan pada rasio. Adapun tinggi rendahnya kemampuan siswa maupun anggota Tapak Suci berdasarkan pada ketekunan individu tersebut.



C. PENUTUP
Dasar keilmuan Tapak Suci sudah jelas adanya, yaitu tidak akan lepas dari sifat manusia sebagai kalifatullah di bumi, serta yang tidak pernah lepas dari Al-Qur'an dan Sunah Rasul. Dengan kenyataan tersebut sumber keilmuan Tapak Suci lebih dititik beratkan kepada pengertian manusia sebagaimana pengertian yang dikandung Al-Qur'an serta tanggung jawabnya sebagai hamba Nya untuk selalu beramar ma'ruf dan bernahi mungkar, serta menjauhkan dirinya dari perbuatan syirik yang tercela. Dan pada hakekatnya beladiri Tapak Suci adalah beladiri yang didasari pada penggunaan kecepatan, ketangkasan, Rasio, Iman serta Ketakwaan.

Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia


Padepokan berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar pencak Silat dinamakanPadepokan Pencak Silat. Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia, atau disebut juga Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berdiri di atas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar, yang berlokasi di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Padepokan yang luas total bangunannya sekitar 8.700 m2, dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2 ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.
Gagasan pembangunan padepokan nasional ini awalnya dilontarkan melalui Munas IPSI tahun 1990, melalui beberapa fungsionaris di IPSI. Kemudian gagasan ini  diupayakan agar dapat terwujud, termasuk oleh Bambang Trihatmojo dan Prabowo Subianto beserta rekan-rekan. Agar gagasan ini dapat terwujud, Ibu Tien Soeharto menyumbangkan sebidang tanah yang kemudian menjadi lokasi dimana padepokan ini dibangun. Kemudian untuk melaksanakan pembangunannya, Prabowo Subianto ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Pembangunan Padepokan. Biaya pembangunannya sekitar Rp 15 miliar. IPSI menerima sumbangan dari donatur dan simpatisan. ”Kalau hanya tenaga dan pikiran IPSI, mewujudkan padepokan seperti mustahil,” kata Eddie Marzuki Nalapraya, Ketua Umum IPSI saat itu.
Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :
  1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat;
  2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya;
  3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia;
  4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara;
  5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

Padepokan Pencak Silat Indonesia sebagai suatu kompleks terdiri dari 9 bangunan, yang masing-masing mempunyai nama sendiri, yakni :
  1. Pendopo Agung. 
    Ini adalah tempat yang disediakan untuk menerima dan memberi kehormatan kepada tamu-tamu VIP padepokan.
  2. Pondok PERSILAT.
    Gedung bertingkat 2 ini digunakan untuk kantor Pengurus Pusat PERSILAT pada lantai I, dan untuk pengobatan dan pemijatan secara tradisional pada lantai dasarnya
  3. Pondok IPSI.
    Di gedung bertingkat 2 ini, kantor PB IPSI terletak di lantai I dan kantor Pengda IPSI DKI Jakarta terletak di lantai dasar.
  4. Pondok Pustaka.
    Pada bangunan yang berlantai 3 ini, Perpustakaan dan kantor Pondok Pustaka berada di lantai dasar dan Musium berada di lantai 1 dan 2.
  5. Pondok Gedeh. 
    Ini adalah stadion untuk menyelenggarakan pertandingan-pertandingan pencak silat dan berbagai kegiatan lainnya. Stadion ini dapat menampung sekitar 3.000 penonton.
  6. Pondok Serbaguna.
    Ini adalah tempat untuk mengadakan pertemuan, seminar, Munas dll., termasuk pesta perkawinan dan ulang tahun. Pondok ini dapat memuat 750 orang dan disediakan sebagai tempat yang disewakan.
  7. Pondok Penginapan.
    Bangunan berlantai empat ini merupakan penginapan yang disewakan yang mempunyai 96 kamar, diantaranya 40 kamar VIP. Kantor pengelola padepokan terletak di lantai dasar.
  8. Pondok Meditasi.
    Pondok ini terdiri dari 7 gua buatan yang terletak di belakang Pondok Penginapan dan disediakan bagi mereka yang ingin mendapat kekhusyukan dalam bermeditasi untuk memperoleh kesehatan, kebugaran, daya tahan mental dan fisik serta apa yang disebut keperkasaan.
  9. Mushola.
    Ini merupakan tempat bukan saja untuk melakukan sholat tetapi juga untuk ceramah-ceramah Islam. Mushola ini dapat menampung sekitar 100 orang.
Unit-unit kerja yang mengelola Padepokan Pencak Silat Indonesia, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala, terdiri dari : unit pengelola Urusan Rumah Tangga, unit pengelola Pondok Penginapan dan Pondok Serba Guna, unit pengelola Perpustakaan dan Musium (Pondok Pustaka), unit pengelola Pondok Gedeh, unit pengelola Urusan Personalia, unit pengelola Urusan Keuangan, dan Sekretariat. Seluruh unit kerja tersebut dibawahi oleh seorang Kepala Padepokan Pencak Silat Indonesia. Alamat Padepokan Pencak Silat Indonesia adalah : Jl. Taman Mini I Jakarta 13560, telepon / fax : 021-846666 / 021-8416011.
r
e
g
g
o
l
B
i
k
z
i
R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar